8

Budaya Kedang

SOSIAL BUDAYA KEDANG


SOSIAL BUDAYA
A.     PENDAHULUAN
1a. KEDANG SELAYANG PANDANG
            Kedang merupakan salah satu daerah yang terletak didaratan lombon yang sekarang disebut “Lembata”. Daratan bagian Timur yang diapit Pulau Pantar,  bagian Barat berbatasan dengan Dikesare, bagian  Utara berbatasan dengan Laut Flores, dan bagian Selatan berbatasan dengan Laut Sawu.
Realita ini menjadi kan  daerah Kedang sebagai daerah di Pulau Lembata, dan dijuluki sebagai NTT  mini.
1b. LETAK GEOGRAFI
1c. DEMOGRAFI
            Kedang terdiri dari 2 ibukota kecamatan yang secara adminitratif yaitu Kecaman Buyasuri dan Kecamatan Omesuri.
Masing –masing kecamatan mewilayahi  14 desa dan Sub-sub desa lainnya mendiami dibawah Kaki gunung yaitu Gunung Uyelewun. Ketinggian gunung tersebut 5000 km. Desa-desa tersebut mengelilingi  atau  di sebut  (ILI KOLE) dan terbentang di seoanjang jalan,di pesisir pantai sampai ke edalaman atau di sebut (TAHI’ BUEL).Jumlah penduduk di daerah kedang 260 ribu jiwa.”Sumber  data SP  1990” . Hingga saat ini jumlah penduduk melonjak naik  80%.
Sejak dahulu penduduk wilaya kedang begitu terkenal sebagai bangsa perantau, khususnya ke saba atau ke semenanjung  Malaysia
2.LENSA JATI DIRI
a.  Bahasa Umum
 Kedang merupakan sebuah wilayah di kepulauann NTT.karakteristik geografis ini ternyata mengandung sumber daya alam yang beraneka  ragam. Yaitu berupa tapak-tapak kepurbakalaan,sejarah ,kebudayaan ,kesenian, flora dan fauna,serta kepercayaan.inilah sangat unik sefesifik serta kebaharian yang penu pesona yang merupakan “jati diri” sebagai wilayah yang tidak terdapat di negara lain.
b. Rona Sumberdaya
1. Kepurbakalaan
Kedang di kenal sebagai wilayah kesatuan adat dan Budayah Kedang yang berbahasa Kedang.dlam kesatuan ini terdapat begitu banyak suku dan sub-sub suku,kelompok,etnis yang masing-masing mempunyai sejarah dan adat-istiadat yang unik spesifik tetapi semuanya adalaah satu,yaitu:
Satu Suku yaitu Suku Kedang
Suku Bangsa yaitu Bangsa kedang
Satu budaya yaitu budaya kedang
Satu bahasa yaitu bahasa edang
Kedang dalam sebutan purba (Nenek Moyang) ditemukan asal -usul Dallam sabuah sejarah yaitu tiimbul dalam perut bumi ialah”Lama Lean” nama aslinya.sedangkan pada jaman kerajaaninggris di namakan” Lomblen ” karena  pengucapan oarang  inggris tersebut sampai kini  masih di sebut Lomblen.pada zaman kerajaan inggris, Lomblen pada masa kemerdekaan banggsa Indonesia 1945 dan berkat mempersatukan wilyah  nusantara dari sabang sampai merauke,pulau Lomblen di  ganti nam menjadi LEMBATA.kepurbakalaan ini disusun dalaam satu silsilah keturuunan,antaar lain sebagai beriikut:
SILSILAH KETURUNAN PULAU LEMBATA ( LAMALEAN,LOMBLEN )
PULO LAMLEAN
TAN A PULO
LEWUN TANA
UYO  LEWUN
RAYA UYO
PITANG RAYA
PULO PITANG
SUBANG PULO
BUYA SUBANG
LOYO BUYA
ULA LOYO
SURI ULA
BUYA SURI   :  OMESURI
LOYO BUYA
LIA LOYO
MATAN LIA
AUR MATAN
MATAN AUR
RUTENG PUDE
ABE RUTENG
PUEN ABE
AI  PUEN
BOTE  AI
LIANG AI
BENI AI
Dari kesemua Toko Purba di atas di bumi Kedang yang adalah hulu hidup dan kehidupan berbagai kelompok etnis,suku dan sub-sub suku di bumi kedang.mereka adalaah tokoh  purba yang  perut gunung  yang muncul dari perut buana, jelmaan Dewa-Dewi , dan dating dari seberang, khususnya pada Gunung Uye Lewun, atau disebut “ Dorong dape’ote nene). Jadi kesemuanya tokoh purba memiliki motif muasal berbagai kelompok dan rona budaya yang unik bahkan ada pula kisah mentradisi yang kabur.
Kisah purba yang bagiku kabur, yang sangat membutuhkan penelitian serius seperti sebuah Kubur dipuncak Gunung Uye Lewun, Kubur Panjang di Desa Dolulolong, Kubur Keramat di Pua Koyong, Kubur Keramat di Tanjung Baja, Telapak Kaki diatas batu besar di Hoelea, konon adalah telapak kaki GajahMada,dll.
Lebih khusus lagi, Bangunan-bangunan dengan permata, rumah-rumah adat yang mempunyai pesona tersendiri, begitu puka perkampungan tradisional uatu yang disebut “Leu Tuan”, dan rumah-rumah besar yang dapat menyimpan benda-benda pusaka leluhur,seperti : Tapak-tapak Baku (Lapai), Gong, Gading, Anting Pusaka, Keris Pusaka (Laong), Parang Panjang, Talu Beru, Dan benda-benda Sakral lainnya.
Dengan adanya barang Pusaka itulah aneka ritus digelar (bicara adat) seperti:Kelahiaran, Perkawinan, Kematian, Membangun Rumah Adat,dll. Dalam berbagai ritus itu nampaknya masyarakat Kedang mengenal dan menghayati adanya Tuhan Yang Maha Kuasa (yang disebut Tuang ala laha tala ula  loyo leu auk)
2b. SEJARAH (Histories)
Masyarakat Kedang dan masyarakat lain di Nusantara pada umumnya dahulu kala mendapat pengaruh dari luar negri, seperti : Cina, Arab, Portugis, Belanda, dan Jepang. Pengaruh dari dalam negri, seperti: Jawa, Sumatra, Sulawesi, Seram Timur, Bima, dll. Dari kesemuanya Cina dan Malaka mempunyai historis yang cukup merata didaerah Flores Timur. Sedangkan Portugis secara khusus mempunyai pengaruh yang sangat mendatar seperti di Pulau Solor, Adonasa, Laran Tuka.
Kedang pada khususnya ditemukan benda-benda langka yang tidak terdapat pada daerah manapun, seperti : Taring Gajah (Gading), Taring Babi, Tanduk Kucing, dll. Taring Gajah  didaerah Kedang dijadikan sebagai Mahar (Manga Belanja) apabila ada orang menikah.
Taring ini dimiliki oleh hewan purba yang dahulunya terdapat didaerah Kedang dizaman perubahan bumi mencapai 60-70 m yang nengakibatkan benua-benua besar dan kepulauan-kepulauan kecil berbentuk suatu daratan. Sehingga hewan-hewan purba tersebut  berpindah tempat dari satu benua ke benua lainnya.
Hewan-hewan purba berupa gajah yang didalam sejarah Kedang mulanya merupakan turunan dari hewan purba yaitu “Buaya Lewun”
Salah satu dampak pengaruh portugis ialah penyebaran agama Katholik, dimana pembangunan misi-misi dan gereja-gereja tua yang terdapat di pelosok nusantara.
Peninggalan-peninggalan Belanda dan Jepang sampai pada saat ini adalah jalan-jalan raya yang melintasi sepanjang daratan yang dimana system kerja pada saat itu adalah “Rodi”.Dan diawasi oleh lascar-laskar polonialisme  yang bengis. Dan masih banyak lagi yang mempunyai sejarah masa pemerintahan Belanda dan Jepang.
Ketika penjajahan , para penjajah menyerahkan  diri dari bumi Flores Timur ditandai dengan begitu banyak peperangan yang dilancarkan oleh anak negri dari Kerajaan-kerajaan kecil di Flores Timur, seperti : Raja Riki dari Kerajaan Lewotobi, Raja Ola dari Kerajaan Kapitan Bla E, Ratu Belun Jawa dari Kerajaan Ratu Loli, serta kerajaan-kerajaan kecil lainnya seperti di Kedang, Raja Kapitan dari Bangsawan Sarabiti.
Sejak bangsa colonial dipukul mundir daerah Flores Timur masih memakai system Pemerintah Kerajaan.
Sehingga Kedang pada saat itu memiliki satu raja yang terkenal yaitu Raja Bapa Riang Sarabiti. Wilayah kekuasaannya adalah daratan Kedang secara keseluruhan. Beliau terkenal sebagai Raja perkasa dan sangat otoriter dalam kepemimpinannya yaitu kejam dan sebagai contoh : apabila seseorang mempunyai ternak berupa kerbau, kuda, kambing yang masuk dalam wilayah kekuasaannya berari ternak itu miliknya.
sumber :http://azmahamid.blogspot.com/2012/02/sosial-budaya-kedang.html

8 komentar:

  1. Terimakasih banyak atas informasinya.....

    BalasHapus
  2. Terimakasih banyak atas informasinya.....

    BalasHapus
  3. Super, Inspirasi Genersi Muda...Mantap

    BalasHapus
  4. Buya subang.subang pulo. (Pulolamleang)
    Bukan dari atas bos. Tolong di kaji lagi. Penduduk kedang juga jangan di klaim saja klu bisa di sendus dulu...
    Biar adatanya valid

    BalasHapus
  5. kalau bisa tulis dengan adat pernikahan orng kedang

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.

Komntas Bahasa Kedang

Komntas Bahasa Kedang
baik

Mi perfil

Foto Saya
Iskandar Noreng
saya suka main bola
Lihat profil lengkapku