Budaya Kedang
SOSIAL BUDAYA KEDANG
SOSIAL
BUDAYA
A.
PENDAHULUAN
1a.
KEDANG SELAYANG PANDANG
Kedang merupakan salah satu daerah
yang terletak didaratan lombon yang sekarang disebut “Lembata”. Daratan bagian
Timur yang diapit Pulau Pantar, bagian
Barat berbatasan dengan Dikesare, bagian
Utara berbatasan dengan Laut Flores, dan bagian Selatan berbatasan
dengan Laut Sawu.
Realita
ini menjadi kan daerah Kedang sebagai
daerah di Pulau Lembata, dan dijuluki sebagai NTT mini.
1b.
LETAK GEOGRAFI
1c.
DEMOGRAFI
Kedang terdiri dari 2 ibukota
kecamatan yang secara adminitratif yaitu Kecaman Buyasuri dan Kecamatan
Omesuri.
Masing
–masing kecamatan mewilayahi 14 desa dan
Sub-sub desa lainnya mendiami dibawah Kaki gunung yaitu Gunung Uyelewun.
Ketinggian gunung tersebut 5000 km. Desa-desa tersebut mengelilingi atau
di sebut (ILI KOLE) dan
terbentang di seoanjang jalan,di pesisir pantai sampai ke edalaman atau di
sebut (TAHI’ BUEL).Jumlah penduduk di daerah kedang 260 ribu jiwa.”Sumber data SP
1990” . Hingga saat ini jumlah penduduk melonjak naik 80%.
Sejak
dahulu penduduk wilaya kedang begitu terkenal sebagai bangsa perantau,
khususnya ke saba atau ke semenanjung
Malaysia
2.LENSA
JATI DIRI
a. Bahasa Umum
Kedang merupakan sebuah wilayah di kepulauann
NTT.karakteristik geografis ini ternyata mengandung sumber daya alam yang
beraneka ragam. Yaitu berupa tapak-tapak
kepurbakalaan,sejarah ,kebudayaan ,kesenian, flora dan fauna,serta
kepercayaan.inilah sangat unik sefesifik serta kebaharian yang penu pesona yang
merupakan “jati diri” sebagai wilayah yang tidak terdapat di negara lain.
b.
Rona Sumberdaya
1.
Kepurbakalaan
Kedang
di kenal sebagai wilayah kesatuan adat dan Budayah Kedang yang berbahasa
Kedang.dlam kesatuan ini terdapat begitu banyak suku dan sub-sub
suku,kelompok,etnis yang masing-masing mempunyai sejarah dan adat-istiadat yang
unik spesifik tetapi semuanya adalaah satu,yaitu:
Satu
Suku yaitu Suku Kedang
Suku
Bangsa yaitu Bangsa kedang
Satu
budaya yaitu budaya kedang
Satu
bahasa yaitu bahasa edang
Kedang
dalam sebutan purba (Nenek Moyang) ditemukan asal -usul Dallam sabuah sejarah
yaitu tiimbul dalam perut bumi ialah”Lama Lean” nama aslinya.sedangkan pada
jaman kerajaaninggris di namakan” Lomblen ” karena pengucapan oarang inggris tersebut sampai kini masih di sebut Lomblen.pada zaman kerajaan
inggris, Lomblen pada masa kemerdekaan banggsa Indonesia 1945 dan berkat
mempersatukan wilyah nusantara dari
sabang sampai merauke,pulau Lomblen di
ganti nam menjadi LEMBATA.kepurbakalaan ini disusun dalaam satu silsilah
keturuunan,antaar lain sebagai beriikut:
SILSILAH
KETURUNAN PULAU LEMBATA ( LAMALEAN,LOMBLEN )
PULO
LAMLEAN
TAN
A PULO
LEWUN
TANA
UYO LEWUN
RAYA
UYO
PITANG
RAYA
PULO
PITANG
SUBANG
PULO
BUYA
SUBANG
LOYO
BUYA
ULA
LOYO
SURI
ULA
BUYA
SURI : OMESURI
LOYO
BUYA
LIA
LOYO
MATAN
LIA
AUR
MATAN
MATAN
AUR
RUTENG
PUDE
ABE
RUTENG
PUEN
ABE
AI PUEN
BOTE AI
LIANG
AI
BENI
AI
Dari
kesemua Toko Purba di atas di bumi Kedang yang adalah hulu hidup dan kehidupan
berbagai kelompok etnis,suku dan sub-sub suku di bumi kedang.mereka adalaah
tokoh purba yang perut gunung
yang muncul dari perut buana, jelmaan Dewa-Dewi , dan dating dari
seberang, khususnya pada Gunung Uye Lewun, atau disebut “ Dorong dape’ote
nene). Jadi kesemuanya tokoh purba memiliki motif muasal berbagai kelompok dan
rona budaya yang unik bahkan ada pula kisah mentradisi yang kabur.
Kisah
purba yang bagiku kabur, yang sangat membutuhkan penelitian serius seperti
sebuah Kubur dipuncak Gunung Uye Lewun, Kubur Panjang di Desa Dolulolong, Kubur
Keramat di Pua Koyong, Kubur Keramat di Tanjung Baja, Telapak Kaki diatas batu
besar di Hoelea, konon adalah telapak kaki GajahMada,dll.
Lebih
khusus lagi, Bangunan-bangunan dengan permata, rumah-rumah adat yang mempunyai
pesona tersendiri, begitu puka perkampungan tradisional uatu yang disebut “Leu
Tuan”, dan rumah-rumah besar yang dapat menyimpan benda-benda pusaka
leluhur,seperti : Tapak-tapak Baku (Lapai), Gong, Gading, Anting Pusaka, Keris
Pusaka (Laong), Parang Panjang, Talu Beru, Dan benda-benda Sakral lainnya.
Dengan
adanya barang Pusaka itulah aneka ritus digelar (bicara adat)
seperti:Kelahiaran, Perkawinan, Kematian, Membangun Rumah Adat,dll. Dalam
berbagai ritus itu nampaknya masyarakat Kedang mengenal dan menghayati adanya
Tuhan Yang Maha Kuasa (yang disebut Tuang ala laha tala ula loyo leu auk)
2b.
SEJARAH (Histories)
Masyarakat
Kedang dan masyarakat lain di Nusantara pada umumnya dahulu kala mendapat
pengaruh dari luar negri, seperti : Cina, Arab, Portugis, Belanda, dan Jepang.
Pengaruh dari dalam negri, seperti: Jawa, Sumatra, Sulawesi, Seram Timur, Bima,
dll. Dari kesemuanya Cina dan Malaka mempunyai historis yang cukup merata didaerah
Flores Timur. Sedangkan Portugis secara khusus mempunyai pengaruh yang sangat
mendatar seperti di Pulau Solor, Adonasa, Laran Tuka.
Kedang
pada khususnya ditemukan benda-benda langka yang tidak terdapat pada daerah
manapun, seperti : Taring Gajah (Gading), Taring Babi, Tanduk Kucing, dll. Taring
Gajah didaerah Kedang dijadikan sebagai
Mahar (Manga Belanja) apabila ada orang menikah.
Taring
ini dimiliki oleh hewan purba yang dahulunya terdapat didaerah Kedang dizaman
perubahan bumi mencapai 60-70 m yang nengakibatkan benua-benua besar dan
kepulauan-kepulauan kecil berbentuk suatu daratan. Sehingga hewan-hewan purba
tersebut berpindah tempat dari satu
benua ke benua lainnya.
Hewan-hewan
purba berupa gajah yang didalam sejarah Kedang mulanya merupakan turunan dari
hewan purba yaitu “Buaya Lewun”
Salah
satu dampak pengaruh portugis ialah penyebaran agama Katholik, dimana
pembangunan misi-misi dan gereja-gereja tua yang terdapat di pelosok nusantara.
Peninggalan-peninggalan
Belanda dan Jepang sampai pada saat ini adalah jalan-jalan raya yang melintasi
sepanjang daratan yang dimana system kerja pada saat itu adalah “Rodi”.Dan
diawasi oleh lascar-laskar polonialisme
yang bengis. Dan masih banyak lagi yang mempunyai sejarah masa
pemerintahan Belanda dan Jepang.
Ketika
penjajahan , para penjajah menyerahkan diri dari bumi Flores Timur ditandai dengan begitu
banyak peperangan yang dilancarkan oleh anak negri dari Kerajaan-kerajaan kecil
di Flores Timur, seperti : Raja Riki dari Kerajaan Lewotobi, Raja Ola dari Kerajaan
Kapitan Bla E, Ratu Belun Jawa dari Kerajaan Ratu Loli, serta kerajaan-kerajaan
kecil lainnya seperti di Kedang, Raja Kapitan dari Bangsawan Sarabiti.
Sejak
bangsa colonial dipukul mundir daerah Flores Timur masih memakai system
Pemerintah Kerajaan.
Sehingga
Kedang pada saat itu memiliki satu raja yang terkenal yaitu Raja Bapa Riang
Sarabiti. Wilayah kekuasaannya adalah daratan Kedang secara keseluruhan. Beliau
terkenal sebagai Raja perkasa dan sangat otoriter dalam kepemimpinannya yaitu
kejam dan sebagai contoh : apabila seseorang mempunyai ternak berupa kerbau,
kuda, kambing yang masuk dalam wilayah kekuasaannya berari ternak itu miliknya.
sumber :http://azmahamid.blogspot.com/2012/02/sosial-budaya-kedang.html
MANTAP
BalasHapuskembangkan...
BalasHapusTerimakasih banyak atas informasinya.....
BalasHapusTerimakasih banyak atas informasinya.....
BalasHapusSuper, Inspirasi Genersi Muda...Mantap
BalasHapusi'm so proud of you,, congratulation....
BalasHapusBuya subang.subang pulo. (Pulolamleang)
BalasHapusBukan dari atas bos. Tolong di kaji lagi. Penduduk kedang juga jangan di klaim saja klu bisa di sendus dulu...
Biar adatanya valid
kalau bisa tulis dengan adat pernikahan orng kedang
BalasHapus